Visi-Misi Utama, Lokasi Debat Tak Jadi Masalah bagi Anwar Hafid

- Politik - 15 Oktober 2024

Palu, Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2024-2029 nomor urut 2, Dr. Anwar Hafid, M.Si dan dr. Reny A. Lamadjido, M.Kes, tidak mempermasalahkan lokasi pelaksanaan debat. Bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana visi dan misi pasangan calon disampaikan secara luas melalui media televisi.

“Esensi dari debat bukan terletak pada tempatnya, melainkan pada penyebaran visi dan misi yang dapat diakses oleh masyarakat lewat siaran televisi. Apalagi dengan keterbatasan peserta yang hadir secara langsung. Situasi akan berbeda jika debat diadakan di ruang terbuka dengan ribuan warga, yang dalam kasus itu lebih tepat digelar di Palu,” ujar Anwar Hafid melalui sambungan telepon pada Senin (14/10/2024).

Mantan Bupati Morowali dua periode itu menambahkan bahwa penyelenggaraan debat di studio televisi, di mana pun lokasinya, pada dasarnya sama saja. Debat tersebut tidak melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat luas, tetapi lebih fokus pada komunikasi antara pasangan calon dan para panelis.

Ketika ditanya tentang biaya yang timbul karena harus membawa tim dari Palu ke Jakarta, Anwar mengakui bahwa biayanya cukup besar. Namun, ia menekankan bahwa dari sisi produksi, debat di Jakarta lebih hemat karena peralatan studio televisi sudah tersedia di sana, dibandingkan dengan harus mengangkut peralatan ke Palu.

“Jika dilihat dari biaya produksi, sebenarnya lebih murah di Jakarta. Peralatan TV sudah tersedia, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memindahkan peralatan ke Palu. Yang terpenting adalah penyiaran visi dan misi bisa diakses dari mana saja,” jelas Anwar.

Sementara itu, calon gubernur nomor urut 1, Ahmad Ali, menyampaikan keberatan atas pelaksanaan debat di Jakarta. Ia menilai bahwa debat tersebut seharusnya diselenggarakan di Sulawesi Tengah agar lebih mudah diakses oleh warga setempat.

“Debat ini bukan untuk memenuhi kepentingan stasiun TV, tapi untuk masyarakat Sulteng. Masyarakat seharusnya bisa hadir langsung, menyaksikan, dan mendengarkan debat para kandidat,” ujar Ahmad Ali dalam sebuah pernyataan video yang dikutip pada Senin (14/10/2024).

Ahmad Ali juga menekankan pentingnya debat sebagai kesempatan bagi masyarakat yang belum menentukan pilihan untuk mengenal lebih dalam para kandidat sebelum memberikan suara pada pemilu 27 November 2024.

Kritik serupa juga disampaikan oleh Ketua Bawaslu Sulawesi Tengah, Nasrun, SH, yang menyarankan agar debat publik diutamakan untuk diselenggarakan di wilayah provinsi atau kabupaten/kota masing-masing.*